Saturday 14 April 2018

Penyakit Yang Sering menjangkiti Ruminansia Kecil (Kambing Dan Domba)

Hay kawan semuanya,kali ini saya akan posting tentang Penyakit Utama Yang Sering Ditemukan Pada Ruminansia Kecil (Kambing Dan Domba)

Domba dan kambing adalah ternak yang tersebar di manamana di seluruh dunia dari berbagai perbedaan iklim. Mereka dipelihara secara tradisional sampai dengan sistem pemeliharaan yang modern dengan sistem manajemen yang baik.

Pada sistem pemeliharaan tradisional, ternak terutama untuk masyarakat pedesaan dianggap sebagai tabungan dan segera akan dijual bila peternak membutuhkan uang. Nah kawa serng kali sistem pemeliharaan secara tradisional ternak sering terkena penyakit. Pada posting ini diuraikan mengenai jenis penyakit yang sering ditemukan pada ternak ruminansia kecil.


Perlu diketahui kawan, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit pada ruminansia kecil yaitu: manajemen pemeliharaan, kualitas lingkungan, dan wabah (outbreak). 
Manajemen pemeliharaan termasuk didalamnya yaitu  sistem perkandangan, pakan, pemeriksaan hewan dan sebagainya. Lingkungan  misalnya kebersihan, dekat daerah industri ataupun dekat dengan pencemaran oleh limbah. Sementara itu, wabah dapat terjadi tidak terduga, hal ini sangat bergantung pada kondisi peternakan pada lokasi tertentu atau hal yang tak terduga lainnya. 

Penyakit yang menyerang kambing dan domba dibagi menjadi dua bagian yang penting yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi agen penyakit (virus, bakteri, parasit, jamur) dan penyakit yang disebabkan oleh agen non-infeksius yaitu penyakit gangguan metabolisme dan penyakit keracunan pakan.

1. Penyakit asal virus 

Penyakit virus yang sering menyerang ternak domba dan kambing adalah Orf dan bluetongue. Orf dapat menyebabkan gejala melepuh (exanthemous) pada kulit terutama daerah mulut, sering menyerang ternak domba dan kambing. Jenis virus yang menyerang termasuk jenis virus pox, di mana virus ini sangat menular dan bersifat zoonosis dan menyebabkan lepuh pada kulit orang. Pada domba dan kambing lepuh kulit sering ditemukan pada daerah mulut, hidung, bibir, daerah sekitar mata, vulva, ambing dan ketiak.


Tetapi untungnya kawan pada banyak kasus penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya walaupun penyakit mengalami keparahan dalam waktu satu minggu setelah gejala timbul. Pada saat gejala timbul ternak akan menderita karena gelisah sulit makan, nafsu makan turun sehingga bobot badan menurun sehingga dapat mempengaruhi produksi daging ternak. Disamping itu, penyakit ini cepat menyebar diantara hewan domba dan kambing di sekitarnya.  berikut gambarnya kawan
Penyakit asal virus lainnya yang menyerang domba adalah virus Bluetongue (BTV). Virus penyakit ini termasuk dalam genus Orbivirus dalam famili Reoviridae. Virus ditularkan melalui nyamuk Colicoides sp., dan nfeksi virus ini dapat menyebabkan terjadinya mortalitas dan morbiditas yang tinggi. kawan buat yang belum tau, mortalitas yaitu kematian mortabidirtas yaitu kesakitan.
Gejala yang timbul adalah: demam tinggi, air ludah meleleh, pembengkanan pada muka dan lidah, dan juga cyanosis (kebiruan) pada lidah. Penyakit berlanjut dengan timbulnya radang pada kuku, lameness sehingga cenderung bejalan dengan kaki ditekuk/berjalan dengan lutut. berikut gambarnya kawan
2. Penyakit asal bakteri 

Infeksi bakteri yang paling berbahaya pada domba dan kambing adalah bakteri antraks, dan Bacillus anthracis. kawan kawan pasti sering dengar penyakit antraks. Antraks merupakan penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus anthracis, suatu bakteri yang mempunyai kemampuan membentuk endospora, yaitu suatu bentuk pertahanan diri suatu bakteri, sehingga menyebabkan bakteri ini sulit dieradikasi. 
Penyakit ini sering menyerang ternak ruminansia dan bersifat zoonosis, dengan gejala perdarahan yang keluar dari seluruh lubang tubuh dan terjadinya kematian mendadak baik pada hewan maupun manusia.Spora antraks dapat bertahan sampai bertahun-tahun di dalam tanah yang tercemar dan bila tertelan oleh hewan ternak spora akan aktif dan berkembang menjadi penyakit yang mematikan. Infeksi dapat juga terjadi melalui inhalasi pada saluran nafas bila spora terhirup ke dalam saluran nafas dan menimbulkan anthrax pulmonum 
3.Penyakit asal parasit 

Ada tiga jenis penyakit parasit yang sering ditemui menyerang ternak domba dan kambing nih kaawan  yaitu: penyakit kudis pada kulit (scabies), penyakit parasit pada saluran pencernaan (haemonchosis), dan penyakit cacing hati (fascioliasis). 

Penyakit kudis yang disebabkan infeksi Sarcoptes scabei sering menyerang ternak kambing menyebabkan luka keropeng pada kulit di seluruh tubuh. Hewan menjadi 
gelisah karena rasa gatal, nafsu makan menurun, kurus, bila penyakit sangat parah dan tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat menular ke hewan lain dan ke manusia (zoonosis) berikut gambarnya kawan.

yang selanjutnya yaitu Parasit cacing nematoda gastro-intestinal. yang menyerang ternak ruminansia kecil adalah Haemonchus contortus. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala diare, nafsu makan turun dan kekurusan pada ternak penderita daur hidup cacing Haemonchus contortus dapat dilihat pada gambar berikut 

. Sementara itu, parasit cacing trematoda, Fasciola hepatica, dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah pada hewan penderita. Gejala yang ditimbulkan tidak begitu terlihat, tetapi kehilangan nafsu makan dan kekurusan. Bila penyakit sudah berjalan lama dan kerusakan hati sudah meluas hewan dapat mati mendadak, dan pada post mortum terlihat hati rusak dan banyak cacing dewasa ditemukan. berikut gambarnya 
4. penyakit non infeksi
selanjutnya kawan penyakit yang sering ditemui adalah embung rumen atau disebut bloat. Penyakit ini sering ditemukan pada hewan yang digembalakan daripada pada hewan yang dikandangkan. Penyakit kembung rumen atau disebut bloat sering terjadi bila hewan mengkonsumsi tanaman legumes dalam jumlah yang banyak. 

Terjadinya penyakit pada ternak domba dan kambing yang tidak melibatkan agen infeksi sangat erat hubungannya dengan manajemen pemeliharaan dan lingkungan. Sistem pemeliharan dan pemeberian pakan erat hubungannya dengan penyakit gangguan metabolisme dan keracunan makanan.

 Gejala timbul apabila gas dalam rumen tidak dapat ke luar karena cairan rumen tertutup oleh buih dari hasil fermentasi pakan dalam rumen. Pada kondisi tersebut gas yang terbentuk dapat menekan organ dalam termasuk jantung dan paru-paru sehingga kematian dapat terjadi dengan tiba-tiba . Penyakit non-infeksi lainnya yang dapat menyebabkan kematian yang mendadak adalah keracunan sianida. Beberapa tanaman hijauan seperti daun cassava (ketela) mengandung beberapa komponen cyanogenic seperti amigdalin, linamarin dan sebagainya.

 Bila daun tanaman ini dimakan ternak terlalu banyak maka komponen tersebut akan terhidrolisis oleh H2O membentuk HCN yang sangat beracun dan dapat menimbulkan kematian yang mendadak. berikut gambarnya
sekian posting kali ini kawan kerana sudah terlalu panjang. semoga postingan ini bermanfaat. salam cinta dari ujung kandang. hidup peternakan indonesia. :)

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon